Layan pantat adalah frasa yang sering digunakan dalam bahasa Melayu dan Indonesia untuk menggambarkan hubungan seksual yang melibatkan penetrasi dari belakang. Frasa ini berasal dari kata “layan” yang berarti “menikmati” dan “pantat” yang berarti “bokong”. Secara harfiah, frasa ini dapat diartikan sebagai “menikmati bokong”.Meskipun frasa ini seringkali dikaitkan dengan hubungan seksual yang sifatnya kasar dan vulgar, namun sebenarnya tidak selalu demikian. Layan pantat dapat dilakukan dengan cara yang lembut dan romantis, tergantung pada preferensi dan kesepakatan antara pasangan yang terlibat. Namun, frasa ini tetap dianggap sebagai salah satu bentuk hubungan seks yang lebih “liar” dan provokatif.Layan pantat telah menjadi salah satu topik yang sering dibicarakan dan menjadi perbincangan di kalangan masyarakat, terutama di media sosialHal ini dapat dilihat dari banyaknya meme, video, dan gambar yang berkaitan dengan frasa ini yang seringkali menjadi viral di media sosialBahkan, beberapa selebriti juga sering menggunakan frasa ini dalam lagu atau pengumuman mereka, sehingga semakin memperkuat popularitasnya.. Namun, di balik popularitasnya yang mencuat, frasa layan pantat juga seringkali menuai kontroversiBanyak yang menganggap frasa ini sebagai bentuk objekifikasi dan pelecehan terhadap kaum perempuan, karena bokong menjadi fokus utama dalam hubungan seksual yang digambarkan oleh frasa ini. Hal ini tidak dapat dipungkiri, mengingat bokong merupakan salah satu bagian tubuh yang sering kali dieksploitasi dan dijadikan objek seksual oleh media dan masyarakat.Namun, di sisi lain, ada juga yang berpendapat bahwa frasa ini hanyalah bentuk ekspresi yang tidak perlu dipermasalahkan. Menurut mereka, frasa ini hanya merupakan salah satu bentuk bahasa gaul yang digunakan untuk menyatakan kepuasan dan keintiman antara pasangan yang terlibat dalam hubungan tersebut. Terlepas dari kontroversi yang menyelubungi frasa ini, faktanya adalah layan pantat telah menjadi bagian dari budaya populer dan bahasa sehari-hari di kalangan masyarakat, terutama di kalangan muda.. Fenomena ini juga tidak terlepas dari pengaruh media dan budaya Barat yang.